Ketua Kadin SUryo Bambang Sulisto (Foto: Koran SI) |
Ketua Kadin Suryo Bambang Sulisto mengatakan, pemerintah harus berani mengambil kebijakan yang tidak populer. Namun bukan dengan pengurangan subsidi, tetapi penghapusan subsidi secara menyeluruh. Subsidi BBM yang saat ini mencapai Rp300 triliun pun dapat dialihkan ke sektor produktif yang dapat memicu pertumbuhan ekonomi masyarakat secara mandiri sehingga mampu melahirkan daya beli untuk membeli BBM yang sudah tak lagi disubsidi.
"60 persen subsidi BBM atau sekira Rp180 triliun dinikmati pengusaha. Ya kita-kita ini. Mengimbau tentunya tak akan efektif bagi para pengusaha, karena orientasinya tentu saja keuntungan. Selagi masih ada margin antara BBM bersubsidi dengan BBM nonsubsidi, sulit untuk meminta pengusaha tertib. Tapi pemerintah harus fair, kalaupun subsidi dicabut tentunya harus konkret pula untuk perekonomian. Infrastruktur salah satunya," jelasnya, Rabu (17/10/2012).
Besarnya alokasi anggaran subsidi BBM itu juga masih cukup untuk dialokasikan pada sektor investasi. Dengan budaya konsumsi masyarakat yang cukup tinggi saat ini, serta daya beli yang cukup terjaga di tengah krisis global yang terjadi, pemerintah dan pengusaha harusnya dapat mengambil peran utama dalam industri strategis tersebut.
"Kita harus menguasai sektor strategis dalam negeri. Karena itu dibutuhkan investasi yang cukup besar. Alokasi anggaran BBM subsidi kita cukup sebenarnya untuk itu. Pengusaha juga punya tanggung jawab untuk ambil peran. Industri strategis itu juga akan memperkuat perekonomian negara, dan menyejahterakan masyarakat secara fundamental," tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar