Selasa, 09 Oktober 2012

Indonesia Butuh Pemimpin Nasional dari Kalangan Muda

istBANDUNG - Kepemimpinan di Indonesia membutuhkan tokoh profesional yang bisa digagas dari kalangan muda. Pasalnya, saat ini banyak figur muda yang dinilai mumpuni untuk menjadi pemimpin bangsa.

Ketua DPP PAN Bima Arya Sugiarto mengatakan, Indonesia membutuhkan pemimpin profesional yang mau bekerja keras untuk bangsa dan negara. Terlebih, Indonesia akan menghadapi tantangan berat dalam kurun waktu beberapa tahun kedepan. Termasuk menyongsong Indonesia emas pada 2025.

"Kalangan muda harus bergerak lebih cepat untuk kemajuan Indonesia," kata Bima di sela-sela diskusi Forum Garuda Muda yang dihadiri tokoh muda Indonesia di Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto, Bandung, Selasa (9/10/2012). Acara ini diselenggarakan berbarengan dengan pelantikan pengurus HIPMI Jawa Barat.

Ketika disinggung kepemimpinan muda di 2014, Bima mengaku, tidak menutup kemungkinan kalangan muda memiliki kesempatan untuk duduk di jabatan setrategis. Kepemimpinan kalangan mudan bisa saja dimulai dari level kepala daerah. "Kaum muda harus siap, kapan pun itu," timpal dia.

Paling tidak, lanjutnya, pada 2024 mendatang, kaum muda bisa memegang kendali di Indonesia. Namun untuk mencapai itu semua, kalangan muda harus bergerak lebih agresif. Tentu saja, dengan dukungan semua elemen masyarakat. Perubahan politik nasional, akan lebih baik bila kelas menengah bangkit menjadi roda penggerak perubahan.

Hal serupa juga dikemukakan tokoh muda Jawa Barat, Dede Yusuf. Menurut dia, kalangan muda harus siap atas perubahan politik. Termasuk ketika kalangan muda diberi kepercayaan menjadi kepala daerah. Namun, itu semua bisa terwujud apabila kaum muda giat menggali pengalaman.

"Semua ada prosesnya. Kemunculan kaum muda, tak lepas dari kerja kerasnya dalam menggali pengalaman," tandas Wakil Gubernur Jawa Barat ini.

Optimisme Indonesia yang lebih baik, juga ditegaskan pengusaha muda Anindya Bakrie. Dunia usaha memiliki optimisme untuk Indonesia yang lebih baik. Optimisme itu sejalan dengan potensi ekonomi yang diperkirakan akan jauh lebih baik pada beberapa tahun kedepan. Sejumlah ekonom memprediksi, Indonesia akan menjadi penyokong ekonomi dunia.

"Menjadi tanggung jawab bersama untuk membesarkan Indonesia. Semua itu memang perlu dilewati dengan proses. Sehingga pada akhirnya, pemuda memiliki daya saing yang tangguh," kata dia.

Bagi tokoh muda yang berkarir di militer, Agus Harimurti Yudhoyono, kebangkitan kalangan muda tidak serta merta diraih begitu saja. Semua diraih melalui proses panjang dengan kerja keras dan profesionalisme individual.

"Di negara demokrasi, tidak ada istilah dinasti politik. Karena semua individu memiliki kesempatan berkompetisi dengan kemampuannya masing-masing," ujar Agus.

Namun demikian, tumbuhnya generasi muda di kancah politik nasional dengan beckground pengusaha, mestinya tidak menanggalkan kewajibannya sebagai pengusaha. Menurut Ketua Hipmi, Raja Sapta Oktohari, pengusaha muda tetap harus fokus mengembangkan ekonomi nasional lewat usahanya.

Indonesia, lanjut dia, selain membutuhkan pemimpin politik, juga membutuhkan pelaku ekonomi yang bisa berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi masyarakat. "Politikus sudah banyak. Tidak ada salahnya, generasi muda memajukan Indonesia melalui pengembangan wirausaha. Nanti kalau sudah mapan, tidak masalah terjun ke politik," imbuh dia.

Gagasan Forum Garuda Muda, lanjut dia, diharapkan menjadi langkah awal kalangan muda memajukan Indonesia. Langkah tersebut bisa ditempuh, apabila semua elemen masyarakat terutama kalangan muda, bersatu dan saling mendukung. Forum tersebut, diharapkan bisa terus berlanjut dengan gagasan lainnya.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar