Selasa, 02 Oktober 2012

Kamis, Datangi KPK dengan Pakaian Hitam

Sejumlah tokoh dari berbagai akademis bersama-sama mengangkat tangan bersama sebagai tanda tetap mendukung keberadaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di gedung KPK, Jakarta, Senin (1/10/2012). Hadir (dari kiri ke kanan depan) Natan Setiabudi, Budayawan Taufik Ismail, Wakil Ketua KPK M. Busyro Muqoddas, Ketua KPK Abraham Samad, JE Sahetapy, Komarudin Hidayat, KH. Solahuddin Wahid, Zulkarnain. (kiri belakang) Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, Bambang Harimurti, Hikmahanto Juwana dan Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja.

JAKARTA, KOMPAS.com - Putri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Anita Wahid, mengajak seluruh lapisan masyarakat memberikan dukungan kepada KPK untuk mendesak tersangka kasus simulator SIM Inspektur Djoko Susilo untuk memenuhi panggilan pemeriksaan oleh KPK yang dijadwalkan Jumat (5/10/2012). Dukungan ini dapat berupa mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan berpakaian hitam pada Kamis (4/10/2012) sekitar pukul 14.00
"Kedatangan kita adalah himbauan agar Irjen Djoko Susilo patuhi pemanggilan KPK. Jika kita tunjukkan dukungan virtual kita secara real, maka itu tak hanya untuk dukung KPK memeriksa tersangka, tapi juga untuk membersihkan Polri dari mafia jenderal yang selama ini menggerogoti kekuatan dan integritas Polri dari dalam," ujar Anita dalam siaran persnya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (2/10/2012).

Sebelumnya, Anita bersama masyarakat antikorupsi lainnya sebelumnya pernah melayangkan petisi melalui lama change.org/serahkankeKPK yang meminta Polri menyerahkan kasus tersebut sepenuhnya kepada KPK. Namun, kenyataannya Polri bersikeras untuk menyidik kasus yang melibatkan beberapa anggotanya itu. Para pegiat antikorupsi pun semakin gerah dengan ketidakhadiran Djoko Susilo ke KPK pada Jumat (28/9/2012) lalu.
Ia pun mencium gelagat Irjen Djoko bakal mangkir kembali pada pemanggilan kedua tersebut. Untuk itulah ia mengajak masyarakat mendatangi KPK sehari sebelum Irjen Djoko dijadwalkan akan diperiksa.
Menurutnya ada upaya pelemahan pada KPK. Hal ini, di antaranya, penarikan 20 penyidik Polri yang bertugas di KPK, hingga adanya rencana revisi Undang-Undang KPK yang diantaranya menghapus wewenang KPK untuk menuntut, dan mempersulit wewenang penyadapan KPK.
"Saya memulai petisi ini bersama tokoh antikorupsi karena khawatir akan pelemahan KPK dan masa depan pemberantasan korupsi di negeri ini," terangnya.
Selain itu, masyarakat yang tidak dapat hadir pada Kamis nanti diminta untuk mendukung lewat media sosial seperti Twitter, Facebook, ataupun blog. Untuk twitter dapat menuliskan hastag #saveKPK dan #bersihkan. Di Twitter juga terdapat 'gerakan seribu avatar' untuk mendukung KPK. Avatar tersebut berlatar merah dengan tulisan "Save KPK, Save Indonesia"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar