INDONESIA kembali mengukir prestasinya dalam sebuah
survei yang memilih Bali sebagai kota mode dunia. Peringkat Bali yang
sebelumnya berada di posisi 21 kini unggul di 15 besar.
Sementara itu, di posisi pertama masih ditempati oleh London. Ibu Kota
Inggris tersebut dianggap masih pantas mendapatkan predikat tersebut.
Sebab, ini terbukti melalui masyarakatnya yang bisa menghargai
karya-karya yang telah banyak dihasilkan.
“London itu eksperimental dalam mengolah karyanya sehingga bisa menjadi
kota mode dunia. Orangnya bisa menghargai sebuah karya,” tutur pengamat
mode dan gaya hidup Sonny Muchlison saat dihubungi Okezone melalui sambungan telefon, belum lama ini.
Lalu, bagaimana sebenarnya kriteria sebuah daerah atau kota bisa
dinyatakan sebagai kota mode paling berpengaruh di dunia? Menurutnya,
ada berbagai kriteria yang harus ditunjukkan oleh sebuah kota untuk
mendapatkan predikat tersebut.
“Yang paling penting adalah dia harus dikenal sebagai kota pariwisata,
dikenal sejauh mana masyarakat dunia itu tahu, sepopuler apa kotanya,
dan bisa dijadikan destinasi,” katanya.
Tak hanya itu, sambungnya, eksistensi budaya juga bisa menjadi tolak
ukur dari sebuah daerah untuk bisa disebut sebagai kota mode dunia.
“Harus ada kreasi dari masyarakat local, paling tidak dikenal sebagai kota wisata budaya. Jadi unggulan wisata, culture itu termasuk baju yang dipakai masyarakatnya juga berpengaruh,” terangnya.
Sementara itu, menanggapi naiknya peringkat Bali menjadi salah satu
kota mode dunia, Sonny mengatakan bahwa Bali memang layak mendapat
predikat tersebut. Sebab, Bali dianggap sukses dalam menyelaraskan
antara budaya lokal dengan modernisasi yang ada.
“Tradisi atau budaya yang ada di Bali itu selaras dengan modernisasinya dan memang untuk menjadi kota mode itu semua harus balance,” tutupnya.
(tty)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar