Sabtu, 08 September 2012

5 Ancaman Keamanan Seputar Pilgub DKI

5 Ancaman Keamanan Seputar Pilgub DKITRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sedikitnya ada lima potensi ancaman Kamtibmas dalam Pilgub DKI Jakarta, baik saat pencoblosan maupun pascapencoblosan. Untuk itu Polda Metro perlu melakukan deteksi dini dan antisipasi maksimal agar hal-hal negatif tidak terjadi dalam proses Pilgub Jakarta.
Catatan Indonesia Police Watch (IPW), Kelima ancaman itu yakni: pertama, sikap tidak siap kalah dari kedua calon gubernur. "Hal ini terlihat dari makin tajamnya manuver kedua cagub untk saling memojokkan. Situasi ini bisa makin parah dengan meluasnya sikap radikal pendukung kedua cagub," tulis Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam rilis yang diterima Tribunnes.com,Minggu (9/9/2012) .


Kedua, tawuran antar preman dan tawuran antara warga yang kian marak, yang bukan mustahil bisa berdampak pada konflik antar pendukung masing-masing cagub.
Ketiga, banyaknya korban kebakaran, yang jika tidak ditangani secara maksimal hak suaranya, berpotensi menimbulkan gelombang protes dan konflik.
Keempat, banyaknya para pendatang pasca lebaran yang belum mendapatkan pekerjaan di ibukota. Mereka berpotensi dimanfatkan pihak-pihal tidak bertanggungjawab untuk membuat masalah.
Kelima, penemuan bom rakitan di Tambora perlu diantisipasi, apakah ada kaitannya untuk memancing kekacauan Pilgub Jakarta atau tidak. Belum tertangkapnya Toriq sipemilik bom rakitan membuat ancaman tersendiri bagi situasi kamtibmas Jakarta saat pilkada maupun pasca pilkada.
"IPW menilai, pilgub putaran kedua lebih panas ketimbang putaran pertama. Sebab, jumlah calon tinggal dua, sehingga kekuatan massa pendukung terkonsentrasi kepada persaingan sengit kedua cagub," tulis Neta S Pane.
Menurut Neta, Kapolda Metro harus memanggil kedua cagub untuk meminta tiga komitmen dan jaminan. Pertama, kedua cagub sama-sama menciptakan pilkada damai. Kedua, menyatakan siap menang dan siap kalah. Ketiga, akan mengendalikan masing-masing pendukung.
"Hal ini perlu dilakukan mengingat Jakarta adalah barometer politik nasional. Jakarta aman, pilkada di daerah lain pun relatif aman. Sebaliknya, Jakarta rusuh, bukan mustahil kerusuhan merembet ke daerah lain," tulis Neta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar