JAKARTA, suaramerdeka.com - Demokrasi yang sedang
tumbuh mekar di Indonesia jangan sampai ternoda oleh konflik yang
menjurus ke anarki dalam setiap Pilkada. Terlebih lagi Pilkada di DKI,
yang begitu mengundang perhatian publik nasional maupun internasional.
Sudah
selayaknya Pilkada DKI menjadi teladan, sehingga menunjang
demokratisasi di Indonesia. Demikian dikatakan Menteri Dalam Negeri
Gamawan Fauzi.
Menurut
Gamawan, dengan ditetapkannya 20 September sebagai hari libur, maka
jangan sampai tidak digunakan untuk menyalurkan hak pilih. Dalam
kesempatan yang sama Ketua DPR RI, Marzuki Alie, meminta upaya yang
dilakukan tim sukses untuk menambah dukungan, tidak bisa dihindari
walaupun waktu yang tersedia sampai dengan tanggal 20 September tinggal
sedikit.
"Hal ini sangat rentan menimbulkan gesekan, terutama di
grass root. Inilah pentingnya semua pihak berkomitmen menciptakan
suasana damai, jujur dan adil. Inilah pentingnya deklarasi damai seperti
saat ini. Dan begitu pentingnya posisi DKI sebagai ibukota negara, maka
Mendagri, Kapolri dan saya selaku Ketua DPR hadir di sini," kata
Marzuki.
Marzuki juga mengingatkan agar tidak ada politik uang,
seraya mengingatkan bahwa yang menyuap dan menerima suap sama-sama
berdosa. Yang menarik dalam acara tersebut calon gubernur DKI Joko
Widodo, tidak hadir. Menurut keterangan dari KPU DKI, Jokowi tak hadir,
karena ada urusan kedinasan yang penting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar