JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan calon Gubernur dan Wakil
Gubernur Jawa Barat, Rieke Diah Pithaloka dan Teten Masduki diminta
jangan mentah-mentah mencontoh gaya Jokowi berkampanye di Jakarta.
Pasalnya, karakteristik warga Jakarta dan Jawa Barat berbeda.
"Jangan sampai Rieke dan Teten lakukan kampanye yang samap persis dengan yang dilakukan Jokowi," ucap pengamat politik dari The Indonesian Institute, Hanta Yudha, Sabtu (24/11/2012), usai menjadi pembicara dalam diskusi yang dilakukan di Jakarta.
Jawa Barat, lanjutnya, memiliki basis massa yang beragam yang terpusat di tiga titik yakni Bandung, kawasan Jabodetabek, dan kota-kota di sekitar Bandung yang lebih banyak berkarakteristik tradisional. "Di kota-kota lain itu banyak traditional voters yang lebih baik pendekatannya religius dan etnisitas," ucap Hanta.
Hal tersebut berbeda dengan karakteristik warga Jakarta yang lebih rasional dan tidak bisa dilakukan pendekatan etnisitas dan agama. Rasionalnya warga Jakarta bisa terlihat dari isu-isu SARA yang sempat menghadang pencalonan Jokowi-Basuki tidak mempan.
Jokowi-Basuki pun akhirnya terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. "Rieke-Teten bisa memakai pola-polanya, tetapi jangan sama persis karena secara geopolitik Jawa Barat tidak sama dengan DKI," kata Hanta lagi.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku sudah memberikan saran kepada Rieke Diah Pithaloka, rekan sesama kader PDI-Perjuangan. Jokowi menyatakan dirinya menyarankan agar Rieke memakai cara yang dilakukannya di Ibu Kota.
"Ya, bisik-bisik sudah dong, ketemu terus. Tapi ya bisik-bisik masak disampaikan. Ini kan masalah strategi," ujar Jokowi, Kamis (8/11/2012) lalu, saat mengikuti acara penandatanganan kerja sama sosialisasi empat pilar di Gedung Nusantara IV, kompleks Parlemen, Senayan.
Saat didesak soal saran-saran yang diberikannya, Jokowi pun membocorkan bahwa sarannya ke Rieke tidak jauh berbeda dengan gaya kampanye yang dilakukannya saat di Jakarta. "Agak-agak mirip. Karena wilayahnya lebih besar, tentu ada modifikasi-modifikasi," ucap mantan Wali Kota Solo itu.
"Jangan sampai Rieke dan Teten lakukan kampanye yang samap persis dengan yang dilakukan Jokowi," ucap pengamat politik dari The Indonesian Institute, Hanta Yudha, Sabtu (24/11/2012), usai menjadi pembicara dalam diskusi yang dilakukan di Jakarta.
Jawa Barat, lanjutnya, memiliki basis massa yang beragam yang terpusat di tiga titik yakni Bandung, kawasan Jabodetabek, dan kota-kota di sekitar Bandung yang lebih banyak berkarakteristik tradisional. "Di kota-kota lain itu banyak traditional voters yang lebih baik pendekatannya religius dan etnisitas," ucap Hanta.
Hal tersebut berbeda dengan karakteristik warga Jakarta yang lebih rasional dan tidak bisa dilakukan pendekatan etnisitas dan agama. Rasionalnya warga Jakarta bisa terlihat dari isu-isu SARA yang sempat menghadang pencalonan Jokowi-Basuki tidak mempan.
Jokowi-Basuki pun akhirnya terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. "Rieke-Teten bisa memakai pola-polanya, tetapi jangan sama persis karena secara geopolitik Jawa Barat tidak sama dengan DKI," kata Hanta lagi.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku sudah memberikan saran kepada Rieke Diah Pithaloka, rekan sesama kader PDI-Perjuangan. Jokowi menyatakan dirinya menyarankan agar Rieke memakai cara yang dilakukannya di Ibu Kota.
"Ya, bisik-bisik sudah dong, ketemu terus. Tapi ya bisik-bisik masak disampaikan. Ini kan masalah strategi," ujar Jokowi, Kamis (8/11/2012) lalu, saat mengikuti acara penandatanganan kerja sama sosialisasi empat pilar di Gedung Nusantara IV, kompleks Parlemen, Senayan.
Saat didesak soal saran-saran yang diberikannya, Jokowi pun membocorkan bahwa sarannya ke Rieke tidak jauh berbeda dengan gaya kampanye yang dilakukannya saat di Jakarta. "Agak-agak mirip. Karena wilayahnya lebih besar, tentu ada modifikasi-modifikasi," ucap mantan Wali Kota Solo itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar