JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta, Joko
Widodo memberikan bantuan sebesar Rp 40 juta dan beras untuk korban
banjir di Kampung Makasar, Jakarta Timur. Untuk di RW 5 RW 7 Kelurahan
Makasar, Jokowi memberikan bantuan sebanyak Rp 25 juta dan beras.
Sementara itu, untuk warga RW 05 Kelurahan Halim, Jokowi memberikan uang
sebesar rp 15 juta dan tiga karung besar beras.
Saat ditanyakan
wartawan, apakah bantuan itu berasal dari kantong pribadi, Jokowi
mencoba mengelak. "Kalau itu uang pribadi saya, bangkrut saya. Tapi
tulis aja itu duitku," kata Jokowi, di Kelurahan Halim, Jakarta, Sabtu,
(24/11/2012).
Sementara itu, terkait beberapa barang logistik yang
belum tiba di lokasi, Jokowi mengatakan belum berani menilai kinerja
jajaran dibawahnya untuk bertugas mengantisipasi banjir. "Saya ini kan
baru kerja lima minggu. Saya tidak mau menilai kinerja saya atau pegawai
saya. Yang paling penting kedepannya, setiap masalah seperti banjir ini
harus diselesaikan secepatnya," kata Jokowi.
Menurut Jokowi,
apabila dalam tinjauannya itu, ia tidak bertemu dengan RT atau RW
setempat, Jokowi akan siap mencatat segala keperluan warga. "Jadi ini
semua kita catat. Jadi nanti terakhir baru bisa bergerak," kata Jokowi.
Melihat
banjir itu, Jokowi mengatakan harus ada action lapangan lebih lanjut
untuk menanggulangi banjir yang sudah terlanjur datang. "Yang harus
dilakukan saat ini adalah action di lapangan. Kalau sudah kayak begini ya yang mau dikeruk apa, karena hujan juga sudah mendahului," kata Jokowi.
Oleh
karena itu, menurutnya, pengerukan sungai hanya bisa dilakukan saat
banjir sudah mulai surut. "Ya nanti ngeruknya menunggu kering, ya baru
dikeruk lagi," kata Jokowi.
Ruminah, seorang warga Kelurahan Halim
mengatakan banjir yang menggenangi rumahnya sudah sejak semalam dan
memang rutin terjadi setiap lima tahun sekali. "Tadi malam jam 10
banjirnya. Tahun ini kelihatannya lebih kecil karena pas tahun 2007
sedada," kata Ruminah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar